Wednesday, September 3, 2014

Seluas Angkasa Raya


Satu hal yang paling saya suka dari malam:


     Ketika memandang ke atas dan melihat cahaya-cahaya kecil tersebut, berkelap-kelip, tersebar di langit malam yang hitam, gelap. Mereka menyimpan misteri, sekaligus keindahan, dan kisah tentang perjalanan mereka yang berjuta tahun cahaya lamanya.

      Saya percaya, bintang-bintang tersebut menyimpan kebijakan dalam diri mereka, karena umur mereka yang sangat tua. Mereka telah melalui banyak hal di luar sana, berjumpa dengan banyak galaksi dan bintang-bintang lain, untuk pada akhirnya cahaya mereka sampai di bumi.

    Meskipun begitu, terkadang kita tidak tahu mana dari bintang-bintang tersebut yang telah mati, karena cahayanya masih dalam perjalanan. Seperti untaian mutiara yang sangat panjang yang dibentangkan dengan ujung menghadap ke arah kita, kita masih dapat melihat untaian mutiara tersebut menuju ke arah kita, namun tidak tahu di mana ujungnya. Kita masih dapat melihat cahaya tersebut dalam waktu yang sangat lama.

     Terkadang kita tidak tahu kapan sesuatu akan benar-benar berakhir, kita mungkin tidak melihat tanda-tandanya sama sekali. Sesuatu itu hanya...tiba-tiba saja berlalu. Hilang begitu saja. Meninggalkan kita bertanya, bingung, tanpa bisa berkata-kata. Dan... itu adalah hal yang wajar. Ya, hidup memang suka memberikan kejutan kepada kita, baik menyenangkan ataupun menyedihkan. Dan dari semua kejadian tersebut, selalu mengajarkan kita sesuatu. Selalu membuat kita satu tahap lebih bijak, asal kita mau membuka pikiran. Berpikiran terbuka, memahami bahwa segala sesuatu yang terjadi dalam hidup ini bertujuan membuat kita lebih kuat, lebih baik dari sebelumnya.

     

     "Hanya dalam kegelapan kita bisa melihat bintang-bintang", hanya jika kita mau belajar dari kegagalan, kesedihan, keputusasaan, dan cobaan, kita dapat merasakan kebahagiaan.
        
      Suasana malam yang tenang dan temaram membuat pikiran menjadi lebih tenang, dan secara pribadi itu membuat saya lebih aktif berpikir, tentang hidup. Tentang apa yang sudah saya lalui, merefleksikan diri, belajar menjadi lebih bijak dari bintang-bintang tersebut.
         
        Dulu, waktu saya masih kecil, di rumah kakek-nenek saya yang lama, dan waktu mereka sedang pergi di kala malam, saya suka naik ke atas atap rumah tersebut, dan merebahkan diri di sana. Sederhana, hanya untuk merasakan ketenangan dan memandangi bintang-bintang di atas sana. Lalu merasa nyaman, walaupun dinginnya malam mulai datang.
          
       Pelajaran hidup saya telah dimulai sejak lama, saya telah banyak berpikir sejak lama, membuka pikiran dan selalu bertanya tentang hidup. Proses tersebut menjadikan saya bersyukur atas semua yang ada, atas kehidupan, atas bumi, alam semesta... Terkagum-kagum pada Sang Pencipta. Kalau memikirkan betapa luasnya alam semesta ini, seakan-akan masalah saya tidak ada apa-apanya. Karena saya sadar, masalah duniawi saya hanya berupa setitik yang sangat kecil, lebih kecil dari titik bintang di langit, dibandingkan dengan besarnya bumi dan segala isinya, dengan alam semesta dan semua yang melayang-layang di luar angkasa.

        Kita sudah sepantasnya bersyukur atas nyawa kita sehingga dapat merasakan kehidupan, dan dapat mengerti tentang hal-hal indah itu, tentang luar angkasa yang misterius, tentang bintang-bintang, tentang besarnya bumi, tentang semua makhluk hidup, bagaimana itu semua tercipta, dan tentang Sang Pencipta sendiri.

-Jai Guru Deva Om-

BR